Yang kita maksud dengan perbuatan tercela dan keji adalah segala sifat-sifat jiwa yang tercokol di dalam hati manusia, yang telah dilarang dan diharamkan Allah S.W.T.
Seperti : kufur, kibr, riya, hubbuddunya, hiqd
(dendam kusumat), hasad dan lain-lain.
Setiap manusia pada prinsipnya sedikit banyak
memiliki sifat-sifat tercela tersebut, hanya…
kadarnya saja mungkin berbeda, misalnya, si A
terlalu sombong tetapi ia jarang bohong, si B tidak kibr tetapi sangat kikir dan
seterusnya.
Tetapi kita sebagai individu muslim, wajib
berusaha sekuat daya untuk menghilangkannya dan membasmi sifat-sifat tercela itu
dan kemudian menggantikannya dengan sifat-sifat terpuji.
Dalam hal ini Allah Ta’ala telah berfirman
:
اليوم لاينفع مال ولابنون الا من اتى الله بقلب سليم
Artinya : “Di hari kiamat harta dan anak-anak
laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati
yang bersih”. (Al-Ayah).
Asy-Syaikh Abdul qadir Al-Jailani r.a berkata:
“Saya tidak mencapai derajat wali ini hanya dengan banyak beribadat saja, tetapi
karena murah hati, rendah hati dan selamat hati.
Memang, membasmi atau menghilangkan sifat-sifat
tercela tersebut bukan hal yang mudah.
Rasulullah sendiri pernah bersabda: “Kita kembali
dari jihad kecil (melawan orang-orang kafir) untuk menghadapi jihad besar
(memerangi hawa nafsu).
Perhatikan!!
Bagaimana Rasulullah membandingkan jihadunnafsi
lebih besar dari jihadulkuffar,
padahal kita semua telah mengetahui bagaimana
dahsyatnya pertempuran yang telah dilakukan Rasulullah bersama para Sahabat
dalam menghadapi orang-orang kuffar tersebut.
Apa sebab jihadunnafsi lebih besar dari
jihadulkuffar?
Jika menghadapi orang-orang kafir, kita menghadapi
musuh yang tampak, sehingga kita dapat mengatur siasat untuk melawannya.
Sedangkan jihadunnafsi, di sini kita menghadapi
musuh juga, tetapi tidak tampak, karena itu lebih sulit dihadapi.
Untuk mempermudah memberantas musuh-musuh
batiniyah tersebut,
maka lebih dahulu harus ditampakkan, dengan jalan
mengetahui dan mengenal hakekat dan ciri-cirinya.
Lalu mencari cara untuk menghadapi dan
menjauhinya.
Sifat Tercela dan Keji serta Cara Menjauhinya
Kenalilah sifat-sifat keji dan tercela berikut ini dan selanjutnya hindari dan buang jauh-jauh.
KUFUR
Kufur artinya ingkar.
Kufur ada tiga macam
1. Tidak percaya adanya Tuhan, seperti
komunis.
2. Menyekutukan Allah.
Allah berfirman:
“Kenapa kamu menyuruhku supaya kafir terhadap Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui…” (Al-Mukmin ayat 42).
Dan firman-Nya:
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan
bahwasanya Allah salah satu dari tritunggal, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan
selain Tuhan Yang Esa.” (Surah Al-Maidah ayat 75).
3. Mengingkari nikmat-nikmat Allah
Ingkar nikmat ini bisa saja menimpa orang-orang
Islam sekalipun.
Allah berfirman dalam menceritakan tentang
kekufuran Iblis:
“Ia enggan dan takabbur, dan adalah ia termasuk
golongan orang-orang yang kafir.” (surah Al-Baqoroh ayat 34).
Dan firman-Nya dalam menceritakan kaum Bani Israil
:
“Hal ini terjadi karena mereka mengingkari
ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar.” (surah
Al-Baqoroh ayat 61).
Ketiga bentuk kekufuran di atas hanya akan
mempercepat datangnya adzab Allah, seperti yang banyak dikisahkan dalam
Alquran.
Bagaimana cara mengobati penyakit kufur
itu?
1. Memikirkan kejadian alam semesta.
2. Memikirkan asal mula kejadian
manusia.
3. Memikirkan akhir kesudahan hidup
manusia.
4. Memikirkan darimana asal mula datangnya
rizki.
Untuk membantu, bacalah ayat-ayat berikut ini:
Ayat 164 dari Alquran surat Al-Baqoroh.
Ayat 12-14 dari surat Al-Mukminun.
Ayat 15-16 juga dari surat Al-Mukminun.
Ayat 24-32 dari Alquran surat Abasa.
Pikirkan dan renungkanlah ayat-ayat tersebut!
UJUB
Ujub artinya perasaan bangga diri,
congkak.
Cara mendeteksinya, bila di dalam hati ada
perasaan melebih-lebihkan dan mengagung-agungkan diri, karena ilmunya,
kecantikannya, kekayaannya dan lain-lain.
Maka dengan demikian sifat ujub telah bersarang
dalam hatinya.
Cara mengatasi sifat yang sangat dibenci Allah ini.
Lihat dan pikirkanlah kelemahan dan kekurangan
diri.
Perbanyaklah bersyukur atas kelebihan karunia
Allah atas diri.
KIBR
Kibr bermakna sombong artinya menonjolkan atau
membesarkan diri dengan perkataan, tingkah laku dan perbuatan.
Jadi kibr ini adalah sifat ujub yang ditonjolkan
keluar.
Iblis adalah hamba Allah yang pertama kali
memiliki sifat sombong ini.
Saking sombongnya Iblis ini dia tetap tidak mau
memberi hormat kepada Nabi Adam walaupun dia sudah dikeram dalam
neraka.
Padahal setiap seratus tahun, Allah memerintahkan
kepadanya untuk beri hormat dengan imbalan segala dosanya di ampuni dan di
keluarkan dari neraka.
Tapi Iblis tetap tidak mau dan terus
membangkang!
Sufyan Ats-Tsaury r.a berkata:
“Setiap dosa yang dilakukan karena dorongan
syahwat masih dapat diharapkan pengampunannya, tetapi dosa yang disebabkan
sombong sulit untuk mendapatkan pengampunan.”
Rasulullah S.A.W bersabda:
“Barangsiapa memiliki sifat sombong dalam hatinya,
walaupun seberat biji sawi, maka ia tidak akan masuk surga”.
Seseorang bertanya: “Ya Rasulullah apakah termasuk
sombong orang yang memakai baju dan sandal bagus?”
Jawab Rasulullah: “Allah itu baik dan suka
keindahan, sesungguhnya yang dimaksud sombong itu ialah menolak kebenaran dan
merendahkan manusia.”
Cara menyembuhkan penyakit ini.
Usahakan selalu berlaku rendah hati
(tawadlu).
Sadari akan kehinaan dan kelemahan
diri.
RIYA
Komplikasi dari ujub setelah bersikap sombong
adalah riya.
Riya adalah sifat untuk ingin dipuji dan
dibanggakan oleh orang lain karena amal perbuatannya.
Riya adalah syirik kecil yang sangat bahaya karena
dapat menghapuskan amal kebaikan.
Cermati surat Al-Baqoroh ayat 264 di
bawah.
Cara menghilangkan penyakit riya ini.
Caranya kita harus ingat dan yakin bahwa semua
makhluk itu tunduk di bawak kekuasaan Allah Ta’ala.
Semua qudrat dan iradat hanyalah kepunyaan Allah,
semua makhluk tidak memiliki itu.
Karena itu tidaklah pantas sesama makhluk
untuk saling membanggakan diri, dan..
meminta pujian dari makhluk yang sama lemahnya
dengan dia yang tidak kuasa untuk mendatangkan kesenangan dan tidak juga
bencana.
Bila kita telah yakin hal itu, kita tentu tidak
membutuhkan lagi pujian dan sanjungan mereka.
HASAD
Hasad semakna dengan iri dan dengki.
Hasad timbul dari sikap sombong, tidak senang
kalau orang lain lebih unggul dari dirinya.
Hasad menghanguskan amal kebajikan, seperti api
membakar kayu kering.
Karena itu jauhkan sifat hasad ini, kalau tidak
mau amal kebajikan menjadi sia-sia.
Hasad ada tiga macam:
1. Hasad melihat orang lain mendapatkan nikmat,
tetapi tidak mengharapkan nikmat itu hilang dari orang lain.
2. Hasad melihat orang lain mendapatkan nikmat,
dan ia pun mengharap agar mendapatkan hal serupa.
3. Dengki melihat orang lain mendapatkan nikmat,
dan ia mengharapkan nikmat itu lenyap dari orang itu.
Hasad yang pertama dan kedua masih baik karena
timbul dari hati yang baik dan wajar.
Hasad yang ketiga adalah hasad yang sangat jelek
dan tercela timbul dari hati buruk yang tidak pernah bersyukur atas nikmat Allah
kepadanya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Ataukan mereka dengki kepada manusia, lantaran
karunia yang telah Allah berikan kepada manusia itu?” (An-Nisaa :
54).
Bagaimana cara menghilangkan sifat ini?
Hendaklah kita menyadari dengan sesadar-sadarnya,
bahwa semua kemulyaan kepada manusia itu adalah semata-mata anugerah Ilahi yang
tidak mungkin dapat dicabut oleh manusia lain tanpa kehendak-Nya.
Ingatlah pula jika kita membenci karunia yang ada
pada diri seseorang sama halnya kita membenci Allah yang telah memberi karunia
itu.
Dan ingatlah firman Allah berikut ini.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang
lain.” (An-Nisaa : 32).
HIQD
Hiqd artinya dendam kusumat.
Hiqd timbul karena hasad atau dengki yang
berlebihan terhadap orang lain sehingga menimbulkan kebencian dan
permusuhan.
Cara yang jitu untuk menghilangkannya adalah
bersikaplah sebagai seorang pemaaf dan banyak-banyak memaafkan.
Allah berfirman:
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”
(Al-A’rof ayat 199).
GHODOB
Ghodob berarti pemarah atau sering dihinggapi
penyakit marah-marah.
Orang yang pendemdam bawaannya selalu marah-marah
tidak karuan. Kesalahan sekecil apa pun bisa membuatnya marah-marah walaupun
terhadap dirinya sendiri.
Rasulullah S.A.W sendiri, sering mengingatkan
sahabat-sahabat supaya jangan marah.
Beliau bersabda:
“Jangan marah!” sampai diulang-ulang beliau
berkali-kali.
Tapi tidaklah semua marah itu buruk adanya.
Seperti kata Imam Syafi’i :
“Barangsiapa dibuat marah-marah namun ia tidak
marah, maka ia adalah keledai.”
Marah yang terpuji itu adalah untuk menjaga
kehormatan dan kemulyaan agama.
Dan marah yang baik dan terpuji itu adalah lambat
marah dan cepat hilangnya.
Dan sifat marah yang paling baik itu adalah
syaja’ah, berani karena benar.
Adapun sifat-sifat seperti :
Tahawwur, berani membabi buta.
Jubun, pengecut dan penakut.
Dayyuts, lemah hati tidak bertindak.
Kesemuanya itu adalah sifat-sifat yang sangat
tercela dan Nabi kita yang suci selalu memohon kepada Allah dijauhkan dari semua
itu.
Tidak ada cara lain untuk menghilangkan sifat
tercela ini adalah dengan menghiasi diri dengan kesabaran.
Sabar walaupun dia mampu dan sanggup melampiaskan
kemarahannya.
Bukan terpaksa sabar karena timbul dari sikap
pengecut!
ADH-DHULMU
Adh-dhulmu artinya aniaya, ialah meletakkan
sesuatu tidak pada tempatnya, atau mengurangi hak yang seharusnya
diberikan.
Aniaya ada dua macam:
1. Aniaya terhadap diri sendiri (dhoolimun ala
nafsihi).
Orang-orang yang telah melanggar hukum-hukum yang
telah ditentukan Allah adalah yang temasuk ke dalam golongan ini.
Contoh: membunuh diri, berbuat fasiq, tidak
melaksanakan shalat, dan lain-lain yang menyangkut dirinya sendiri.
“Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia
telah berbuat aniaya terhadap dirinya sendiri…” (Al-Baqoroh : 231).
2. Aniaya terhadap orang lain (dhoolimun ala
naas).
Yang masuk katagori ini, seperti :
Si kuat menindas yang lemah.
Penguasa menindas rakyat jelata.
Pedagang menganiaya si pembeli bila ia menipu
dalam perdagangannya.
Makan harta anak yatim tanpa dasar yang
kuat.
Menyakiti binatang, dan lain-lain.
Allah telah memperingatkan hamba-Nya dalam banyak
tempat di Alquran. Dua di antaranya selain yang sudah kita sebutkan tadi,
seperti:
“Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah,
mereka itulah orang-orang yang aniaya.” (Al-Baqoroh 229).
“Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang
aniaya.” (Ali-Imron : 57).
Ingat pula pesan Al-Imam Ali Karromallahu wajhah
berikut ini:
“Janganlah engkau menganiaya seseorang dengan
perbuatanmu dan janganlah menyakiti seseorang dengan lisanmu, maka engkau tentu
akan disukai manusia.”
AL-KHIANAT
Al-khianat ialah menghilangkan kepercayaan yang
diberikan orang lain, atau tidak menunaikan kepercayaan yang tidak dipercayakan
kepadanya.
Khianat jelas sangat berbahaya bagi keselamatan
umum.
Ia tidak punya tanggung jawab!
Ia dapat berbuat apa saja!
Ia sanggup bersumpah palsu untuk keselamatan dan
kepentingan dirinya!
Ia sanggup mengorbankan teman dan
keluarga!
Bahkan ia sanggup menjual negara!
Orang yang sanggup menjual rahasia dan keamanan
negara tidak ada yang pantas hukumannya kecuali hukuman mati.
Khianat juga salah satu ciri-ciri dari orang
munafik.
Rasulullah S.A.W bersabda:
“Tanda orang munafik itu ada tiga, jika ia bicara
ia berbohong, jika berjanji, mungkir, dan jika diamanati ia khianat.”
Karena keburukan-keburukannya itu, maka buanglah
jauh-jauh sifat itu dengan cara melawan sikap itu sekuat-kuatnya.
Dan jauhi pula orang yang memiliki sifat
itu!
AL ‘ANAANIYAH
Egoisme (anaaniyah) ialah sifat mementingkan diri
sendiri, tanpa ingat kepentingan orang lain.
Sifat ini tentu juga tidak terpuji.
Padahal…
Amal yang paling utama itu adalah yang paling
banyak manfaatnya untuk orang lain.
Dan…
Manusia tidak dapat hidup menyendiri.
Untuk menghilangkan sifat ini, ingatlah pesan dari
Sayyidina Ali bin Abi Tholib r.a.
“Tanamkan dalam hatimu dua sifat yang saling
bertolak belakang, yaitu,
Sifat butuh dan sifat tidak butuh pada orang
lain.
Dengan sifat butuhmu engkau akan berlaku kasih
sayang terhadap sesama manusia, dan
dengan sifat tidak butuhmu engkau akan dapat
menjaga kehormatan dirimu.”
AL-BUKHLU
Bakhil atau kikir sangat dibenci Allah dan juga
dibenci manusia.
Orang miskin dan melarat, kelak dihisab Allah
sebagai orang kaya.
Cukuplah untuk menjauhi sifat ini, dengan cara
merenungkan firman Allah dan Hadits Nabi di bawah ini.
Dari Jabir, r.a beliau berkata, bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
“Jagalah dirimu daripada aniaya, karena aniaya itu
merupakan kegelapan dihari kiamat. Dan jagalah dirimu dari sifat
kikir,
karena sifat kikir itu telah membinasakan
ummat-ummat sebelum kamu,
mendorong mereka mengadakan pertumpahan darah dan
menghalalkan semua yang diharamkan Allah.” Riwayat Muslim.
AT-TABZIIR
At-Tabdziir berarti pemboros.
Sifat ini lawan dari bakhil di atas, tapi
sama-sama tercela.
Allah dan Rasul-Nya yang mulia melarang keras
sifat ini.
Firman Allah :
“dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu
pada lehermu (kikir) dan jangan pula kamu terlalu mengulurkannya (boros) karena
itu kamu akan menjadi tercela dan menyesal.” (Al-Isro’ ayat 29).
AL-ISROOF
Al-isroof ialah berbuat melebihi batas yang telah
ditentukan.
Beberapa misal dari al-isroof ini
adalah..?
Allah melarang minum-minuman keras, ia
melanggarnya.
Dilarang mendekati tempat zina, malah ia
melakukannya.
Dilarang mencuri, malah menodong dan
merampok.
Diancam melakukan riba oleh Allah, malah riba
dijadikan sumber mata pencaharian.
Termasuk juga..
Sudah kenyang, tapi tetap terus makan dan
minum.
Padahal kata Nabi:
“Barangsiapa makan terlampau kenyang, maka ia
makan haram.”
AL-INTIHAR
Apa itu al-intihar?
Al-intihar adalah menjerumuskan diri kepada
kecelakaan dan kebinasaan.
Aneh ya, ada orang yang mau berbuat seperti
itu.
Tapi kenyataannya banyak kita lihat yang
demikian.
Menuruti gejolak hawa nafsu.
Mengambil tanggung jawab di luar batas kemampuan
dan kapasitas diri sendiri.
Berputus asa dan akhirnya membunuh
diri.
Mencari rizki dari jalan yang haram.
Semuanya itu adalah beberapa contoh dari perbuatan
al-intihar tadi.
AL-IFSAAD
Al-ifsaad bearti berbuat kerusakan.
Al-ifsaad sama halnya dengan melakukan semua
perbuatan keji dan tercela yang telah kita sebutkan tadi
.
.
Dikatakan fasad karena perbuatannya selalu
menimbulkan kekacauan dan kerusakan, seperti menganiaya orang lain, menfitnah,
mengadu domba, menghasut, dan sebagainya.
Sifat ini sama sekali tidak bermanfaat, karena
bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
AL-KIZBU = BOHONG
Kizb (bohong) ada dua macam:
1. Mendustakan ajaran agama.
2. Mengatakan sesuatu berlainan dengan kejadian
sebenarnya.
Al-Kizbu ini diharamkan Allah Ta’ala dalam
firman-Nya:
“Jangan mengikuti pembicaraan apa yang tidak kamu
ketahui.” Bani Israil: 36.
Jangan terlalu banyak bicara!
Biasanya orang yang banyak bicara, pasti
tergelincir kepada dusta.
AN-NAMIIMAH
An-namiimah dalam bahasa Indonesia berarti
memfitnah.
Fitnah itu sangat berbahaya bisa menimbulkan huru
hara dan kebinasaan bagi pelakunya dan orang yang kena difitnah.
Renungkan kalimat-kalimat suci dari Rasulullah di
bawah ini, untuk menjauhi sikap ini.
“Tidak akan masuk surga, orang yang suka
memfitnah.”
Ibnu Abbas r.a berkata, “Rasulullah berjalan
melalui dua kuburan, maka beliau bersabda,
“kedua orang dalam kuburan ini sedang disiksa,
padahal mereka tidaklah disiksa karena suatu perbuatan besar menurut anggapan
mereka,
yang satu ia bisa berjalan dengan mengadu domba,
dan yang kedua ia tidak bersih cebok dari kencingnya.”
AL-BUHTAAN
Al-Buhtaan ialah mengada-adakan sesuatu yang
sebenarnya tidak ada, dengan maksud untuk menjelekkan orang.
Buhtaan lebih keji dari sekedar dusta.
Dusta hanyalah akan berakibat buruk kepada
dirinya.
Buhtaan lebih dekat kepada fitnah dan bahayanya
sudah jelas.
AL-GHIBAH
Ghibah ialah menyebut atau memperkatakan seseorang
di kala orang itu tidak ada (mengumpat) yang akan menyakitkan hatinya bila ia
mendengarnya.
Jika yang dibicarakan (aib) itu benar, maka inilah
yang disebut ghibah. Jadi kebalikan dari buhtaan yang perkataannya hanya
mengada-ada.
Ghibah bisa timbul karena iri hati dan juga bisa
timbul karena mencari muka.
Ghibah termasuk dosa besar.
“Janganlah kamu saling mengumpat.” Al-Hujurot :
12.
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
kemudian maka hendaklah ia bicara baik atau diam.” H.R. Abi Hurairah.
JAUHILAH GHIBAH!
JAUHILAH GHIBAH!
AS-SIKHRIYYAH
As-sikhriyyah artinya berolok-olok termasuk juga
tanabuzu bil alqob (memberi gelar yang jelek-jelek) kepada seorang.
Perbuatan ini dilarang keras oleh
agama.
Berolok-olok atau mengejek ini dapat menimbulkan
benih-benih permusuhan. Sedangkan muslim sejati itu menyuruh kita memelihara
lidah dan tangan jangan sampai menyakiti orang lain.
Karena itu jauhilah sifat yang demikian
itu.
Firman Allah Ta’ala:
“Ancaman berat terhadap orang yang suka mengejek
dan mencaci maki.” Al-Humazah : 1.
QOTLUNNAFSI
Membunuh karena menurutkan hawa amarah, tanpa
dilandasi alasan-alasan yang diperbolehkan dalam agama.
AS-SIRQOH
As-sirqoh artinya mencuri.
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta
sebagian yang lain di antara kamu, dengan jalan yang batil.” (Al-Baqoroh :
188).
AR-RIBAA
“Allah memusnahkan (meniadakan berkah) riba dan
menyuburkan (mengembangkan) sedekah.
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang telah
tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa (orang yang
menghalalkan riba dan tetap melakukannya)." Al-Baqoroh ayat 275 – 276.
Riba membuat pelakunya kekal di neraka.
AL-FAWAAHISY
Al-fawaahisy artinya dosa-dosa besar.
Yang termasuk dosa-dosa besar itu ialah yang telah
disebutkan Rasulullah S.A.W dalam salah satu hadisnya, daripada Abu Hurairah r.a
:
“Jauhilah tujuh perkara yang mendatangkan
kebinasaan.
Sahabat bertanya, “apakah itu Ya
Rasulullah?”
Jawab Nabi,
“Syirik, sihir, membunuh tanpa alasan yang
dibenarkan agama, makan harta anak yatim, lari dari medan perang,-
menuduh wanita mukminah berbuat keji, dan berzina
dengan isteri tetangga.” hadis muttaafaqun alaih.
AL-GHURUUR
Al-ghuruur artinya tertipu atau terpedaya dengan
hiasan dunia.
Orang yang memiliki sifat ini selalu berlomba
untuk kemulian dan kemegahan dunia, sehingga lupa dengan kesenangan sesungguhnya
di surga nanti.
Termasuk orang yang tertipu adalah orang-orang
yang melakukan dosa-dosa secara terus menerus, karena menganggap Allah Maha
Pengampun.
Al-ghuruur juga perbuatan yang dilakukan untuk
menipu orang lain. Seperti pedagang menipu orang lain.
Barang jelek di anggap barang bagus, supaya
laku.
Menipu, memperdaya dan terpedaya adalah sama-sama
celaka, dan merupakan perbuatan yang hina dan tercela.
HUBBUDDUNYA
Karena bagian ini terlalu panjang insya Allah di
lain waktu, saya akan membuat artikel tersendiri yang akan membahas tentang
hubbuddunya ini.
Sekarang anda bisa membaca bagian ini dengan menekan link di bawah.
Sekarang anda bisa membaca bagian ini dengan menekan link di bawah.
Cinta Dunia
SU’UDH DHONN
Su’udh dhonn artinya menyangka jahat kepada
seseorang.
Prasangka buruk muncul tiada lain karena dia
sendiri melakukannya.
Anggapannya dia samalah buruknya dengan orang
lain.
Kalau dia baik manalah mungkin dia takut
dipergunjingkan orang lain.
Allah Swt telah melarang dari suuzzon ini dengan
firman-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
persangkaan-persangkaan, karena sebagian dari persangkaan itu dosa…” (al-Hujorot
: 12).
Nabi juga bersabda:
“Janganlah kamu banyak wasangka, karena
persangkaan itu sedusta-dusta omongan.”
Demikian itu tadi semua sifat dan perbuatan tercela dan keji yang harus dapat kita hindari, agar hidup kita selamat dunia dan
akhirat.
Terima-kasih semoga artikel ini banyak-banyak
sekali manfaatnya bagi saya penulis dan bagi pembaca sekalian.
Aamiin.
Refrensi :
Menuju Insan Kamil
Oleh : Idrus H.A.
Penerbit : CV. Aneka-Solo, 1997.
Refrensi :
Menuju Insan Kamil
Oleh : Idrus H.A.
Penerbit : CV. Aneka-Solo, 1997.