Tafsir Surah Yaa Siin. Mengenai kata Yaa Siin terdapat lima pendapat. Sebagian ahli
tafsir mengatakan, kata Yaa Siin berasal dari kata Yaa insaan (Wahai manusia!).
Kebiasaan orang Arab suka mengambil satu huruf dari setiap kata, kemudian
digabungkan. Mereka mengambil huruf ya dari yaa nidaa’ (ya yang dipakai untuk
menyeru) dan huruf siin dari kata insaan, lalu kedua huruf tersebut disusun
menjadi yaa siin. Dan yang dimaksud dengan manusia dalam ayat ini ialah “Yaa
Muhammad saw. (Wahai Muhammad saw.)!”
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Yaa
Siin adalah Yaa sayyidal mursaliin (Wahai pemimpin rasul-rasul!). Dan sebagian
lainnya mengatakan, Yaa siin adalah salah satu dari nama-nama Alquran. Yang
lainnya mengatakan, Yaa siin adalah salah satu nama dari nama-nama Allah swt.
Yang lainnya lagi mengatakan, Yaa siin adalah nama surat.
Dalam tafsir Al-Istiraabaadzi disebutkan, “Sesungguhnya Allah
swt. mempunyai empat ribu nama. Yang seribu nama tidak diketahui selain oleh
para malaikat, seribu nama berada di Lauhil Mahfuzh, tiga ratus nama berada
dalam Taurat, tiga ratus nama berada dalam Injil, tiga ratus nama berada dalam
Zabur, dan seratus nama berada dalam Alquran – yang sembilan puluh sembilan
tampak – namun yang satunya tersembunyi (samar) dan ia (disebut) Ismul A’zham
yang tidak diketahui selain oleh para nabi dan para rasul.”
Makna shirath
Yang dimaksud dengan shirath (jalan) adalah Diinul Islaami
(agama Islam), seperti pada perkataan, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu adalah
salah seorang dari rasul-rasul, dan agamamu adalah agama yang benar (yaitu
Islam), sedangkan orang-orang kafir memeluk agama yang salah.”
Hikmah sumpah pada ayat di atas adalah, “Allah bersumpah bahwa
sesungguhnya Muhammad saw. (adalah) salah seorang dari rasul-rasul.”
Jika sumpah tersebut untuk (kemanfaatan) orang-orang kafir agar
mereka membenarkan bahwa sesungguhnya Muhammad saw. adalah salah seorang dari
rasul-rasul, maka mereka tetap tidak akan membenarkan. Jika sumpah ini untuk
(kemanfaatan) orang-orang muslim agar mereka membenarkan bahwa sesungguhnya
Muhammad saw. adalah salah seorang dari rasul-rasul, sesungguhnya mereka tetap
membenarkannya sekalipun tanpa sumpah.
Dengan demikian, apakah hikmah sumpah ini? Jawabannya,
sesungguhnya Allah swt. mengokohkan firman-Nya bagi orang-orang yang mengingkari
karena sumpah itu salah satu jenis dari ta’kiid (pengokohan). Oleh karena itu,
Allah swt. bersumpah dengannya untuk hujah (atas mereka). (Syekh Hamaamii
Zaadah, dalam Tafsir Yaa siin)