-->

HUBUNGAN ALQURAN DAN KEMAJUAN IPTEK MODERN

Hubungan Alquran dan kemajuan IPTEK Modern


Beberapa orang yang masih dangkal pemahaman keislamannya menganggap alquran itu tidak lebih dari sekedar buku yang cukup hanya dibaca saja untuk mendapatkan pahala membacanya. 

Alquran bukanlah solusi untuk pemecahan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Tidak dapat dikonfrontasikan dengan penemuan dan pengetahuan modern, karena hal itu sia-sia dan menghabiskan waktu. 

Demikianlah kata “si penentang itu” yang menganggap hukum manusia di atas segala-galanya, bahkan lebih rasional dari hukum Tuhan.

Ketahuilah, anggapan yang demikian itu salah dan sangat keliru. Bukalah alquran dan telitilah kandungan ayat demi ayatnya, niscaya engkau akan menemukan bahwa alquran itu sangat logis dan rasional. 

Segala problema hidup, tidak hanya dari sudut rohani saja – semua ada solusinya yang terbaik di dalam alqur'an.

Dalil-Dalil Alquran Tentang Keutamaan Ilmu


Mari kita lihat beberapa dalil, bahwa anggapan orang-orang tersebut itu salah.

1. Ketika Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. maka ayat yang pertama kali turun adalah Q.S Al-'Alaq [96] ayat 1 – 5.

HUBUNGAN ALQURAN DAN KEMAJUAN IPTEK MODERN

001. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

002. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

003. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

004. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

005. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat ini memerintahkan bagi Nabi untuk membaca dan belajar. 

Jelas sekali Islam sangat menghargai pengetahuan (akal) sehingga ayat yang pertama kali turun bukan perintah untuk melakasanakan ibadah seperti shalat dan puasa, atau ibadah lainnya.

2. Adam as. Diangkat sebagai khalifah di muka bumi bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya. 

Karena Adam as lebih berpengetahuan dibandingkan daripada makhluk Allah yang lainnya. Allah SWT membekali Nabi Adam as, berbagai pengetahuan (akal) yang jauh lebih banyak dari malaikat sekalipun, hingga dengan kemuliyaan Adam ini, 

Allah swt memerintahkan para malaikat dan iblis sujud (memberikan penghormatan) kepada Adam. Lihat Alquran surat Al-Baqarah ayat 31 – 33.

HUBUNGAN ALQURAN DAN KEMAJUAN IPTEK MODERN

031. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"

032. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

033. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: -

"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"

3. Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berpengetahuan dibandingkan orang-orang lainnya. Meninggikan derajatnya berlipat-lipat di atas orang-orang tidak beriman lagi bodoh. Ini menandakan bahwa ilmu pengetahuan sangat dipandang tinggi dalam Al-Qur'an.

4. Bukti lain. Untuk menjadi pemimpin dalam Islam, harus ada dua syarat yang dipenuhi, yaitu ilmu yang tinggi dan fisik yang sehat (Lihat surat al-baqarah ayat 247).
HUBUNGAN ALQURAN DAN KEMAJUAN IPTEK MODERN
5. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan agar posisi-posisi dalam suatu pekerjaan dipegang oleh orang yang sesuai dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Jadi pekerjaan dipegang menurut keahliaannya. Bahkan Allah lebih menghargai orang yang shalat dua rakaat dengan ilmu pengetahuan dibandingkan dengan orang yang beribadah 1.000 rakaat tanpa ilmu pengetahuan.

6. Pada abad pertengahan, Yang merajai ilmu pengetahuan adalah Islam, orang-orang Kristen Eropa pun berguru kepada mereka. 

Itu terjadi ketika umat Islam pada waktu itu berpegang teguh kepada Alquran, ketika mereka mulai banyak meninggalkan ajaran Islam tiba-tiba mereka menjadi orang yang terbelakang dalam pengetahuan di salip oleh orang-orang yang sebelumnya menjadi murid mereka.

Rasulullah saw bersabda:

"Kelak akan datang suatu masa di mana kalian akan menjadi seperti makanan di atas piring yang dihadapi oleh orang-orang yang kelaparan. Maka para sahabat ra bertanya: Apakah karena jumlah kita sedikit saat itu ya Rasulullah?

Jawab Nabi SAW: Bahkan jumlah kalian sangat banyak. Tetapi kalian terkena penyakit "wahn"! Tanya para sahabat ra : Apa itu "wahn" ya Rasulullah ? Jawab Nabi SAW : Kalian cinta dunia dan takut mati."

Baca juga Komentar Ilmuwan tentang Quran

Lalu bagaimana sistem Allah menurunkan ilmunya kepada umat manusia?

Secara ringkas kita dapat gambarkan sistem Allah menurunkan ilmunya tersebut, yaitu melalui jalur formal dan jalur non formal.

Melalui jalur formal, seperti melalui wahyu (QS 3/38); kepada para Rasul (QS. 42/53); Ayat Qauliyah (QS. 55/1-2, 96/1); fungsi sebagai pedoman hidup (QS 3/19,85); kebenaran mutlak (QS. 2/147, 4/153).

Sedangkan melalui jalur non formal, antara lain: melalui pemikiran (QS. 90/5); langsung pada manusia (QS. 2/31, 55/4); Ayat Kauniyah (QS. 3/190, 41/53); fungsi sebagai sarana hidup (QS. 11/81); kebenarannya relatif dan akumulatif (QS. 10/38).

Kedua jalur itu diperuntukkan untuk manusia agar beribadah kepada Allah SWT (QS. 51/56).


Sumber-Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Islam



Sekarang kita telah tahu, betapa Islam sangat menghargai dan memperhatikan ilmu pengetahuan dan betapa kita sebagai umat Islam diwajibkan oleh Allah SWT terus belajar dan menggali berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kapasitas yang ada pada setiap diri manusia.

Islam pun telah mengatur dan menggariskan kepada umatnya supaya menjadi umat yang terbaik, baik itu dalam ilmu pengetahuan maupun, dalam peribadatannya kepada Allah SWT maupun hubungannya dengan sesama manusia agar tidak sampai salah jalan dan tersesat.

Untuk itu sebagai seorang muslim hendaknya ilmu-ilmu yang akan digali dan didapatkan bersumber dari, sebagai berikut:


1. Al-Qur'an dan as-Sunnah


Al-Qur'an dan as-Sunnah adalah pokok dari segala ilmu pengetahuan. Karena itu diwajibkan bagi setiap orang Islam mendasarkan ilmunya dari kedua sumber ini. 

Karena keduanya langsung dari Allah SWT dan dalam pengawasan-Nya. Karena itu keduanya terjaga dari kesalahan dan terbebas dari segala kepentingan apa pun.

Kewajiban mengambil ilmu dari keduanya telah dijelaskan oleh Allah SWT melalui Al-Qur'an Surat 12 ayat 1-3 dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin dalam segala hal (QS. 33/21).


2. Alam semesta


Allah SWT dalam berbagai firman-Nya telah memerintahkan kita untuk merenungkan dan memikirkan segala kejadian alam semesta (QS. 3/190-192) dan mengambil berbagai hukum serta faedah darinya.

Karena segala kejadian dalam alam semesta ini adalah sunnatullah dan Al-Qur'an datang dari Allah, maka di antara keduanya terdapat kesesuaian dan keselarasan yang pasti. 


Di antara ayat-ayat yang telah dapat dibuktikan oleh pengetahuan modern adalah:



a. Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS. 41/11).

b. Ayat tentang urutan pencipataan (QS. 79/28-30): Kegelapan (nebula dari kumpulan H dan He yang bergerak pelan), adanya sumber cahaya akibat medan magnetik yang menghasilkan panas radiasi termonuklir (bintang dan matahari), 

pembakaran atom H menjadi He lalu menjadi C lalu menjadi O baru terbentuknya benda padat dan logam seperti planet (bumi), panas turun menimbulkan kondesasi baru membentuk air dan baru mengakibatkan adanya kehidupan (tumbuhan).

c. Ayat bahwa bintang=bintang merupakan sumber panas yang tinggi (QS 86/3), matahari sebagai contoh tingkat panas pada lapisan terluarnya mencapai 6000 derajat Celsius.

d. Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS 51/47).

e. Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (sama'ad-dunya) (QS. 37/6).

f. Ayat yang membedakan planet sebagai pemantul cahaya (nur/kaukab) dengan matahari sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16).

g. Ayat tentang gaya tarik antar planet (QS. 55/7).

h. Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari (QS. 27/88).

i. Ayat bahwa matahari dan bulan memiliki waktu orbit yang berbeda-beda (QS 55/5) dan garis edar sendiri-sendiri yang tetap (QS 38/40).

j. Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi (QS 39/5).

k. Ayat tentang tekanan udara rendah di angkasa (QS 6/125).

l. Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa (in bedakan dengan lau) dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS 55/33).

m. Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju (QS 24/43).

n. Ayat tentang bahwa awal kehidupan dari air (QS 21/30).

o. Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen) tumbuhan (QS 15/22).

p. Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan bunga betina
(ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS 13/3).


q. Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan (farts) lalu diserap oleh darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66), perlu dicatat bahwa peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey 10 abad setelah wafatnya nabi Muhammad SAW.

r. Ayat tentang penciptaan manusia dari air mani yang merupakan campuran (QS 76/2), mani merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat spermatozoid), vesicules seminates (membuat cairan yang bersama mani), prostrate (pemberi warna dan bau), Cooper & Mary (pemberi cairan yang melekat dan lendir).

s. Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5), dengan tumbuhnya villis yang seperti akar yang menempel dpada rahim.

t. Ayat tentang proses penciptaan manusia melalui mani (nuthfah) รจ zygote yang melekat ('alaqah); segumpal daging/embryo (mudhghah); dibungkus oleh tulang dalam misenhyme ('idhama); tulang tersebut dibalut oleh otot dan daging (lahma) (QS 23/14).

3. Diri manusia

Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses penciptaannya, baik secara fisiologis/fisik (QS 86/5) maupun psikologis/jiwa manusia tersebut (QS 91/7-10).

4. Sejarah

Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya melalui lembar2 sejarah (QS 12/111). 

Jika manusia masih ragu akan kebenaran wahyu-Nya dan akan datangnya hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh, Hud, Shalih, Fir'aun, dan sebagainya, yang kesemuanya keberadaannya dibenarkan dalam sejarah hingga saat ini.


Pembagian Ilmu yang Wajib di Pelajari



Ilmu yang wajib dipelajari menurut pandangan Islam dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Kelompok Ilmu yang fardhu 'ain.

Ilmu fardhu 'ain maksudnya semua ilmu yang wajib dipelajari sebagai seorang muslim, sebagai konsekwensi jika belum mengetahui dan tidak mau dipelajari maka yang bersangkutan berdosa, seperti aqidah, ibadah, tazkiyah-nafs dan lain-lain.

Kewajiban menuntut kelompok ilmu ini karena demi kehidupan pribadinya selamat di dunia dan di akhirat, dan agar kehidupan bermasyarakat juga terjaga dan berjalan dengan baik.

2. Fardhu kifayah

Setiap ilmu yang wajib dipelajari oleh sebagian orang pada suatu kaum, jika tidak ada seorangpu yang mempelajarinya maka berdosa seluruh kaum itu. Contohnya adalah ilmu-ilmu alam, sosial, hadis, tafsir, bahasa Arab, dan lain-lain.

Hal ini sangat sesuai dengan kondisi kebutuhan manusia, karena ilmu jenis ini tidak harus
dipelajari oleh semua orang (berbeda dengan kelompok ilmu pertama diatas), melainkan Islam menghargai spesialisasi sesuai dengan disiplin ilmu yang diminati oleh masing-masing orang.



Arah Pengembangan Ilmu



Allah SWT menggariskan secara tegas tentang arah pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam, sehingga kaum muslimin dalam kegiatan belajar dan mengajar tidak boleh sama sekali keluar dari garis ini,yaitu :

1. Bahwa Ilmu pengetahuan yang dipelajari semata untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT (QS 22/65, 16/14, 14/32-34).


Bukan untuk mendapatkan pujian orang, bukan pula untuk tujuan-tujuan yang rendah seperti sekedar untuk mencari uang, popularitas, jabatan, dan sebagainya.

2. Bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari tidak boleh menimbulkan kerusakan pada diri sendiri, orang lain dan alam semesta (Qs. 7/56). 


Hendaknya orang yang menuntut ilmu itu sadar dengan sesadar-sadarnya bahwa semua ilmu yang merusak, membahayakan dan menghancurkan itu haram dalam Islam. Karena itu Rasulullah SAW bersabda : "Tidak boleh membahayakan orang lain dan tidak boleh pula menentang bahaya."

3. Bahwa ilmu pengetahuan itu bukan ilmu yang memisahkan atau mengkotak-kotakan antara Ilmu dan agama (sekuler). 


Karena dalam Islam tidak ada yang namanya ilmu untuk ilmu atau seni untuk seni, yang dapat mengakibatkan (menjadi alasan) mereka merasa terbebas dari segala aturan dan norma agama.

Dalam agama Islam semua ilmu, seni, politik, hukum dan segala aspek kehidupan seorang muslim tidak bisa dan tidak boleh lepas dari tatanan yang telah digariskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Kalau tidak demikian maka keislamannya sangat patut dipertanyakan (QS 4/65).



Tanda-tanda Ilmuwan Muslim (Ulil Abab)



Bagi seorang intelektual Islam wajib mempunyai ciri-ciri atau karekteristik sebagai berikut:


1. Bersungguh-sungguh belajar (QS 3/7). Dia harus sadar hakikat segala aktifitasnya bahwa kehidupannya adalah dalam rangka pengabdian semata kepada Allah SWT, karena itu dia berupaya mengoptimalkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk maksud yang mulia demi meningkatkan taraf hidup kaum muslimin.


2. Selalu berpihak pada kebenaran (QS 5/100). Seorang muslim sangat menyadari bahwa ilmu yang bermanfaat yang didapatnya itu kesemuanya dari sisi Allah SWT. 


Allah-lah yang telah mengajarinya dan membuatnya bisa mengenal alam semesta ini. Sehingga sebagai konsekuensinya, maka ia haruslah berpihak kepada kebenaran yang telah diturunkan Allah SWT, tidak peduli ia harus berhadapan dengan para oportunis, dan tidak peduli walaupun yang berpihak kepada kebenaran itu sangat sedikit. 

Karena ia tahu bahwa saat menghadap Allah SWT kelak, masing-masing akan mempertanggungjawabkan perbuatannya sendiri-sendiri dan Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan setiap perbuatan walaupun kecil (QS 99/7-8).

3. Kritis dalam belajar (QS 39/18). Hendaknya dia selalu bersikap kritis pada setiap ilmu pengetahuan yang dipelajarinya, tidak menerimanya secara mentah-mentah, kecuali dengan diuji kebenarannya. 


Mengingat keabsahan ilmu itu bersifat relatif dan kebenarannya bisa berubah sesuai dengan kemajuan pengetahuan manusia. 

Seperti yang sering terjadi dalam ilmu pengetahuan modern mengenai sebuah teori. Bisa saja sebuah teori pada suatu masa benar, tapi pada suatu waktu yang akan datang teori itu akan tergantikan dengan yang diaggap lebih benar. 

Tentu saja hal ini berbeda dengan kebenaran al-Qur'an yang bersifat absolut karena ia diturunkan oleh Yang Maha Mengetahui akan kebenaran.

4. Menyampaikan ilmu (QS 14/52). Wajib baginya jika dia telah menuntaskan pelajarannya untuk mengamalkan dan menyampaikan ilmunya itu kepada orang lain. 


Dia harus yakin bahwa mengajarkan ilmu kepada orang lain, maka pahalanya di sisi Allah SWT tidak akan putus-putus sebagai amal jariyahnya walaupun dia sudah meninggal dan dia harus sadar bahwa menyembunyikan ilmunya maka kelak di Hari Penghisaban akan dituntut pertanggungjawabannya.

5. Sangat takut pada Allah SWT (QS 3/173). Dengan ilmu yang dimilikinya ketakwaannya atau perasaan takutnya semakin kuat kepada Allah SWT. 


Karena hanya orang yang memiliki ilmu pengetahuan saja yang takut kepada Allah SWT. 

Ketakutan ini muncul karena dengan semakin banyaknya ilmu yang dimilikinya, maka semakin banyak rahasia alam semesta ini yang tersingkap baginya dan semakin yakinlah ia akan kebenaran semua firman Allah SWT dalam kitab-Nya. 

Bukan sebaliknya, semakin pandai maka semakin jauh ia kepada Allah SWT, jika demikian halnya maka dia termasuk golongan su'ul ulama (alim jahat).

6. Bangun diwaktu malam (QS 39/9). Sebagai konsekwensi keilmuwan yang dimilikinya maka keyakinannya akan kebenaran semakin membuatnya bersemangat untuk menambah ibadahnya kepada Allah SWT. 


Bukan ibadah fardhu saja yang dilaksanakan dengan baik tapi juga menambah ibadah-ibadah sunnahnya untuk memperoleh keridhaan Allah SWT. 

Ibadahnya ditambah lagi dengan ibadah malam atau qiyamul-lail, sebab dia tahu bahwa sebaik-baik ibadah adalah ibadah yang dilakukan waktu malam (QS 32/16).

Alhamdulillah, akhirnya artikel yang berjudul Hubungan Qur'an dan Kemajuan IPTEK Modern  ini selesai juga dan semoga bermanfaat bagi kita sekalian.

Jangan lupa lihat Fungsi Al-Qur'an


Catatan:



Artikel ini aslinya berjudul Qur'an dan IPTEK ditulis oleh Ir. Nabiel Musawa, saya dapat dalam format PDF dan mungkin telah diposting pada AlDakwah.com (saya tidak tahu kapan tepatnya). 

Saya di sini hanya menyalinnya dengan beberapa perubahan pada susunan kalimatnya tanpa merubah maksud yang terkandung di dalamnya, supaya tidak terkesan pingin enaknya saja :D. Insya' Allah.

Setelah itu saya beri judul yang sedikit berbeda dengan aslinya, dengan judul Hubungan Alquran dan Kemajuan IPTEK Modern seperti yang anda lihat. 

Harapan saya, semoga penulis dan saya yang menyalin serta siapa saja yang mungkin terlibat dalam tulisan ini, termasuk para pembaca mendapat ridha dan pahala di sisi Allah SWT. Amin.

Disqus Comments