Masih nyambung dengan artikel kita sebelumnya tentang
sebab-sebab timbulnya krisis akhlak atau dekadensi moral, tidak sahih kiranya
kalau tidak membahas bagaimana penanggulangan krisis akhlak tersebut. Banyak komponen dari masyarakat, baik secara langsung atau tidak langsung bertanggung jawab menanggulangi krisis akhlak ini. Cuma yang kita angkat di sini satu komponen saja, yakni komponen masyarakat terkecil, yaitu keluarga.
Menurut ilmu sosial, keluarga adalah masyarakat terkecil yang
terdiri dari bapak, ibu, dan anak, yang memiliki peranan paling dasar untuk
membentuk dan membina nilai-nilai dan norma-norma yang baik bagi para
anggotanya (biasa disebut dengan pranata keluarga).
Karena itulah untuk melaksanakan penanggulangan krisis akhlak
yang semakin meluas ini, maka harus dimulai dari keluarga. Keluarga dalam hal
ini ayah dan ibulah yang paling bertanggung jawab sedini mungkin untuk
memberikan bimbingan dan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya, terutama dalam
menanamkan nilai-nilai dan norma-norma Islam sehingga si anak tidak terjebak dan
terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat.
Jika setiap rumah tangga atau keluarga memproduksi generasi yang
berakhlak mulia, maka masyarakat akan menjadi baik pula. Tetapi jika sebaliknya,
di dalam keluarga tersebut terjadi kekacauan (broken home), tidak ada kasih
sayang, tidak saling menghargai dan menghormati antar anggota keluarga, tidak
ada saling tolong menolong, tidak ada contoh baik yang dapat ditiru dan diikuti
oleh anaknya, maka akan muncullah generasi yang tidak baik, lemah mental dan
bertabiat buruk, maka akan rusak pulalah kehidupan dalam masyarakat.
Perhatikan dan pahamilah sabda Rasulullah saw, berikut
ini.
“Setiap kelahiran itu adalah suci, hanya orang tuanyalah yang
menjadikannya sebagai Yahudi atau Nasrani atau Majusi”.
Hadist di atas mengisyaratkan bahwa orang tua memiliki peranan
yang sangat besar dalam pendidikan serta pembinaan jiwa seorang anak.
Ibu, sebagai salah satu komponen keluarga, memegang peranan
tepenting dalam pendidikan dan pembinaan ini. Jika ibu baik, maka akan baik
pulalah seluruh keluarga, demikian sebaliknya. Karena itu sangat beralasan bila
ada yang berkata bahwa bangsa adalah hasil tanaman kaum ibu.
Sebagai penutup saya akan kutip syair dari Hafidz Beik
Ibrahim.
“Ibu adalah suatu sekolah, jika kamu persiapkan seorang ibu
dengan baik, berarti mempersiapkan seorang ibu dengan baik, berarti
mempersiapkan suatu bangsa yang sehat, dalam arti sehat budi
pekertinya.”
Baca artikel sebelumnya "SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KRISIS AKHLAK".
Baca artikel sebelumnya "SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KRISIS AKHLAK".