Cara Memelihara Kehadiran Hati Dalam Shalat. Ketahuilah setiap orang mukmin itu tentu memaha-agungkan Allah 'azza wa jalla, takut kepada-Nya, memiliki pengahrapan kepada-Nya, merasa malu karena keteledoran dalam melaksanakan kewajiban terhadap-Nya. Semua hal-hal tersebut pasti tidak lepas setelah adanya keimanan sekalipun kekuatannya itu hanya sekedar kekuatan keyakinan saja. Jadi apabila hal-hal itu dapat terlepas justeru disaat ia melakukan shalat, maka tiada sebab lain dalam persoalan itu, kecuali hanyalah karena fikirannya sendiiri yang bercabang-cabang kesana kemari, hatinya terbagi-bagi dan hilangnya hati itu dari bermunajat serta lupa agaaknya bahwa ia sedang bersembahyang.
Perlu diketahui bahwa satu-satunya hal yang dapat menghilangkan kehadiran hati dalam shalat itu tiada lain kecuali timbulnya pikiran-pikiran yang mendatang dengan sekonyong-konyong yang sangat mempengaruhi ketenangan hati tadi. Oleh sebab itu untuk menghadirkan hati ialah dengan jalan menolak timbulnya pikiran-pikiran tadi. Sudah jelaslah bahwa sesuatu itu tidak dapat tertolak melainkan dengan menolak sebab-sebabnya. Maka sebaiknya ialah mempelajari sebab-sebabnya itu.
Adapun sebab-sebab timbulnya pikiran-pikiran itu adakalanya merupakan perkara yang dari luar dan adakalanya perkara yang dari dalam. Yang dari luar yaitu seperti sesuatu yang didengar oleh telinga atau tampak dimata. Hal-hal seperti ini seringkali melenyapkan perhatian, sehingga jiwa kita mengikutinya dan mengarahkan perhatian padanya, dan selanjutnya tertarik pulalah kepada yang selain itu dan demikian terus berantai-rantai sehingga pandangan-pandangan yang tadi itu menyebabkan menjelmanya pemikiran-pemikiran yang lain-lain pula. Seseorang yang kokoh niatnya, tinggi dan kuat perhatiannya pada kekhusyu'an shalat, niscaya adanya apa-apa yang didengar atau dilihat tadi tidak dapat melalaikan jiwanya, sehingga seolah-olah tertutuplah seluruh panca inderanya untuk semua itu. Tetapi bagi orang yang lemah jiwanya, sudah pasti bahwa ia akan terpengaruh oleh apa-apa yang didengar atau dilihat tadi sehingga pemikirannya pun akan tertuju kesitu. Maka dari itu, guna mengobatinya ialah melenyapkan sebab-sebab ini, baik dengan jalan memejamkan matanya atau tidak, ia harus meninggalkan apa yang ada dimukanya yang kiranya dapat mengganggu panca inderanya. Untuk ini ada baiknya kalau di waktu shalat itu ia mendekat sekali kedinding yang ada ditemukannya, sehingga tidak terlampau luaslah jarak yang dapat disaksikan oleh matanya itu. Juga sebaiknya dijaga jangan sampai bersembahyang di tempat-tempat yang dekat jalanan-jalanan lalu lintas atau tempat keramaian, atau pun ditempat yang penuh dengan pahat-pahatan atau pun di lantai yang berwarna-warni serba indah. Insya Allah lain waktu kita lanjutkan! (Mari baca : Ibadah Adalah Hak Allah)
Mau'izhatul Mukminin