-->

Pengertian, Syarat Wajib dan Rukun Zakat Fitrah

Bismillahirrahmanirrahim. Allah Azza wa Jalla berfirman:

“Dan mereka hanya diperintahkan supaya menyembah Allah dengan tulus ikhlas beragama untuk Allah semata-mata, berdiri lurus menegakkan shalat dan membayar zakat dan itulah agama yang betul”. (Al-Bayyinah, ayat 5)

Imam As-Syafi’i rhm., berkata dalam kitab Al-Umm, Allah ‘Azza wa Jalla menerangkan, bahwa difardlukan atas mereka supaya menyembah Allah dengan tulus ikhlas, beragama untuk Allah semata-mata, menegakkan shalat dan membayar zakat.

Dari Ibnu Umar. Ia berkata, “Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitri (berbuka) bulan Ramadan sebanyak satu sa’ (2,5 kg) kurma atau gandum atas tiap-tiap orang muslim merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan.” (Riwayat Bukhari dan Muslim). Dalam hadis Bukhari disebutkan, “Mereka membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari raya.”

Zakat fitrah berupa makanan pokok (di Indonesia, misalnya beras) sebanyak 2,5 kg setiap orang.

1. Pengertian Zakat Fitrah


Dari segi bahasanya, zakat fitrah adalah zakat berupa makanan pokok yang wajib dikeluarkan setiap tahun sekali atau pada hari raya idul fitri.

Menurut syariat Islam, zakat fitrah berarti zakat yang difardlukan bagi semua orang Islam tanpa kecuali termasuk bayi dan budak yang memiliki kelebihan bagi dirinya dan keluarganya pada malam hari raya dan paginya sebelum shalat idul fitri dilaksanakan.

Bagi hamba sahaya atau pembantu rumah tangga, membayar zakat fitrah menjadi kewajiban majikannya. Adapun anak-anak, menjadi kewajiban orang tuanya.

Zakat fitrah ditujukan untuk menyucikan diri (badan), terutama bagi yang berpuasa dan memberi makanan kepada fakir miskin atau orang yang wajib menerimanya.

Dalam hadis dikatakan:

“Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan (membersihkan) diri orang-orang yang berpuasa dari perbuatan yang tidak berguna dan perkataan yang kotor serta untuk memberi makan kepada orang-orang yang miskin.” (H.R. Abu Dawud)

2. Syarat Wajib Zakat Fitrah


Setiap orang yang memenuhi syarat-syarat berikut wajib membayar zakat fitrah.

a. Islam, selain orang Islam tidak wajib membayar zakat fitrah.

b. Orang itu hidup pada waktu terbenam matahari pada malam idul fitri. Dengan demikian orang yang meninggal sebelum terbenam matahari pada malam idul fitri tidak wajib membayar zakat fitrah. Demikian juga anak yang lahir sesudah terbenam matahari tidak wajib membayar zakat fitrah.

Di dalam Fikih Islam karya KH. Sulaiman Rasjid, disebutkan sebagai berikut:

Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan Ramadan. Anak yang lahir sesudah terbenam matahari tidak wajib fitrah. Orang yang kawin sesudah terbenam matahari tidak wajib membayarkan fitrah istrinya yang baru dikawininya itu. Karena yang dimaksud dalam hadis di atas ialah “zakat fitri”  (berbuka) bulan Ramadan. Yang dinamakan berbuka dari bulan Ramadhan ialah malam hari raya. Jadi, malam hari raya itulah waktu wajibnya fitrah.

c. Ada kelebihan makanan bagi diri dan orang yang menjadi tanggungannya, pada malam hari raya dan siang harinya. Orang yang tidak mempunyai kelebihan, tidak wajib membayar zakat fitrah.

Sabda Rasulullah saw.:

“Tatkala Rasulullah saw. mengutus Mu’az ke Yaman, beliau memerintahkan kepada Mu’az, “Beri tahukan kepada mereka (penduduk Yaman), sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada mereka sedekah (zakat) yang diambil dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang-orang fakir di kalangan mereka (penduduk Yaman).” (Riwayat Jama’ah ahli hadis)

“Barang siapa meminta-minta, sedangkan ia berkecukupan, sesungguhnya ia memperbesar api neraka (siksaan).” Para sahabat ketika itu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan berkecukupan itu?” Jawab beliau, “Arti berkecukupan baginya sekadar cukup buat dia makan tengah hari dan makan malam.” (Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Hibban)

Harta yang dihitung di sini adalah harta yang tidak perlu baginya sehari-hari. Adapun harta yang diperlukan sehari-hari, seperti rumah (tempat tinggal), perkakas rumah, pakaian sehari-hari, kitab dan sebagainya, tidak menjadi perhitungan. Maksudnya, barang-barang tersebut tidak perlu dijual untuk membayar zakat fitrah, dan jika ia tidak mempunyai kelebihan yang lain, ia tidak wajib membayar fitrah.

Setiap orang Islam yang telah memenuhi syarat sebagaimana telah kita sebutkan di atas wajib membayar fitrah untuk dirinya sendiri, dan membayarkan fitrah untuk orang yang wajib dinafkahinya, seperti fitrah anaknya yang masih kecil (masih menjadi tanggungannya), istrinya, ibu bapanya yang sudah menjadi tanggungannya, dan lain-lain yang wajib atasnya menanggung nafkah mereka.

3. Rukun Zakat Fitrah


Adapun rukun-rukun dari zakat fitrah itu, adalah sebagai berikut:

a. Niat untuk menunaikan zakat fitrah dengan ikhlas, semata-mata karena Allah Swt.

b. Ada orang yang menunaikan zakat fitrah (muzakki).

c. Ada orang yang menerima zakat fitrah (mustahik).

d. Ada barang atau makanan pokok yang dizakatkan.

e. Waktu pelaksanaan tidak keluar dari waktu yang telah ditentukan. (Waktu pembayaran zakat ini akan kita tulis dalam artikel yang terpisah, Insya Allah)

f. Besarnya zakat fitrah yang dikeluarkan sesuai dengan syariat Islam.

Baca Tujuan Pendidikan Islam.

Demikian penjelasan singkat mengenai beberapa ketentuan mengenai zakat fitrah yang harus diketahui oleh setiap orang muslim. Ketentuan lain mengenai zakat fitrah ini, Insya Allah akan kita sampaikan di lain waktu. Alhamdulillah. Terima kasih.

Disqus Comments